Minggu, 22 Februari 2009

PERMAINAN BOLA BASKET

Permainan Bola Basket dimainkan oleh dua regu yang berlawanan. Tiap-tiap regu yang melakukan permainan di lapangan terdiri dari 5 orang, sedangkan pemain pengganti sebanyak-banyaknya 7 orang, sehingga tiap regu paling banyak terdiri dari 12 orang pemain.
Permainan Bola Basket dimainkan di atas lapangan keras yang sengaja diadakan untuk itu, baik di lapangan terbuka maupun di ruangan tertutup. Pada hakekatnya, tiap-tiap regu mempunyai kesempatan untuk menyerang dan memasukkan bola sebanyak-banyaknya keranjang sendiri untuk sedapat mungkin tidak kemasukan.
Secara garis besar permainan Bola Basket dilakukan dengan mempergunakan tiga unsur teknik yang menjadi pokok permainan, yakni : mengoper dan menangkap bola (pasing and catching), menggiring bola (dribbling), serta menembak (shooting).

Ketiga unsur teknik tadi berkembang menjadi berpuluh-puluh teknik lanjutan yang memungkinkan permainan Bola Basket hidup dan bervariasi. Misalnya, dalam teknik mengoper dan menangkap bola terdapat beberapa cara seperti : tolakan dada (chest pass), tolakan di atas kepala (overhead pass), tolakan pantulan (bounce pass), dan lain sebagainya. Dalam rangkaian teknik ini, dikenal pula sebutan pivot yakni pada saat memegang bola, salah satu kaki bergerak dan satu kaki lainnya tetap di lantai seabgai tumpuan.

Teknik menggiring bola berkaitan erat dengan traveling, yakni gerakan kaki yang dianggap salah karena melebihi langkah yang ditentukan. Juga double dribble suatu gerakan tangan yang dilarang karena menggiring bola dengan kedua tangan atau menggiring bola untuk kedua kalinya setelah bola dikuasai dengan kedua tangan.

Teknik menembak berkaitan erat dengan gerak tipu, lompat, blok dan lain sebagainya. Begitu banyak teknik permainan yang harus dikuasai oleh seorang pemain Bola Basket, sehingga sulit untuk diperinci satu-persatu dalam tulisan ini. Namun demikian, dengan menguasai ketiga unsur teknik pokok tadi serta beberapa lanjutannya, seseorang sudah dapat melakukan permainan Bola Basket, walaupun tidak sempurna.

Ketentuan bermain dan bertanding.

Seperti telah diuraikan di atas permainan Bola Basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Wasit yang memimpin terdiri dari 2 orang yagn senantiasa berganti posisi. Waktu bermain yang resmi 2 x 20 menit bersih, tidak termasuk masa istirahat 10 menit, time out, dua kali bagi masing-masing regu tiap babak selama 1 menit, saat pergantian pemain dan atau peluit dibunyikan wasit karena bola ke luar lapangan atau terjadi pelanggaran/kesalahan seperti foul dan travelling. Apabila dalam pertandingan resmi (yang dimaksud disini bukan pertandingan persahabatan) terjadi pengumpulan angka sama, waktu diperpanjang sekian babak (tiap 5 menit) sampai terjadi perbedaan angka.
Khusus untuk permainan Mini Basket yang diperuntukkan anak-anak di bawah umur 13 tahun, diberlakukan peraturan tersendiri yang agak beda, antara lain : bola yang dipergunakan lebih kecil dan lebih ringan, pemasangan keranjang yang lebih rendah, waktu pertandingan 4 x 10 menit dengan 3 kali istirahat dan lainnya lagi seperti dalam hal penggantian pemain.
Peraturan permainan yang dipergunakan sangat tergantung daripada peraturan PERBAIS/FIBA mana yang berlaku. Misalnya pada tahun 1984, peraturan permainan yang berlaku adalah Peraturan Permainan PERBASI/FIBA tahun 1980 - 1984.

Alat-Alat Perlengkapan dan Lapangan

Berdasarkan Peraturan Permainan PERBASI/FIBA tahun 1980 - 1984, alat-alat perlengkapan dan lapangan terdiri dari :

1. Bola Basket

Terbuat dari karet yang menggelembung dan dilapisi sejenis kulit, karet atau sintesis. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm, serta beratnya tidak kurang dari 600 gram dan tidak lebih dari 650 gram. Bola tersebut dipompa sedemikan rupa sehingga jika dipantulkan ke lantai dari ketinggian 180 cm akan melambung tidak kurang dari 120 cm tidak lebih dari 140 cm.

2. Perlengkapan Teknik
a. Untuk pencatatan waktu diperlukan sedikitnya 2 buah stopwatch, satu untuk pencatat waktu dan satu lagi untuk time out.
b. Alat untuk mengukur waktu 30 detik
c. Kertas score (Scoring Book) untuk mencatat/merekam pertandingan.
d. Isyarat - scoring board, tanda kesalahan perorangan yakni angka 1 sampai dengan 5, serta bendera merah dua buah untuk kesalahan regu.

3. Lapangan

a. Lapangan Permainan

Berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 26 m dan lebar 14 m yang diukur dari pinggir garis batas. Variasi ukuran diperolehkan dengna menambah atau mengurangi ukuran panjang 2 m serta menambah atau mengurangi ukuran lebar 1 m. Di lapangan ini terdapat beberapa ukuran seperti : lingakaran tengah, dan lain sebagainya yang secara jelas dan terperinci akan diuraikan dalam gambar di bawah nanti.

b. Papan Pantul

Papan pantul dibuat dari kayu keras setebal 3 cm atau dari bahan transparant yang cocok. Papan pantul berukuran panjang 180 cm dan lebar 120 cm.. Tinggi papan, 275 cm dari permukaan lantai sampai ke bagian bawah papan, dan terletak tegak lurus 120 cm jaraknya dari titik tengah garis akhir lapangan. (Perincian selengkapnya, lihat gambar).

c. Keranjang

Keranjang terdiri dari Ring dan Jala. Ring tersebut dari besi yang keras dengan garis tengah 45 cm berwarna jingga. Tinggi ring 305 cm dari permukaan lantai dan dipasang dipermukaan papan pantaul dengan jarak 15 cm. Sedangkan jala terdiri dari tambah putih digantung pada ring. Panjang jala 40 cm.

PERMAINAN SEPAK BOLA

Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.

A. Taktik Permainan

Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:

1. 4-4-2

2. 4-3-2-1

3. 4-5-1

4. 3-4-3

5. 3-5-2

6. 4-3-3

taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang dan Normal.

B. Ofisial

Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai "wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya" (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.

C. Tim

Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim (biasanya delapan).

Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti di depan gawangnya.

Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya. Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan bola ke dalam permainan.

Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara) dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan, kekurangefektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar, pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam pertandingan tersebut.

D. Lapangan permainan

Ukuran lapangan standar

Lapangan yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat. Dengan panjang 91.4 meter dan lebar 54.8 meter. Pada kedua sisi pendek, terdapat gawang sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.

E. Lama permainan

Lama permainan sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.

F. Lama permainan standar

Sebuah pertandingan dewasa yang standar terdiri dari dua babak yang masing-masing sepanjang 45 menit. Umumnya terdapat masa istirahat 15 menit di antara kedua babak tersebut.

G. Perpanjangan waktu dan adu penalti

Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan beberapa bentuk dari sistem 'sudden death', namun mereka kini telah tidak digunakan.

Jika hasilnya masih imbang setelah perpanjangan waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan tersebut untuk diulangi.

Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.

H. Wasit sebagai pengukur waktu resmi

Wasit yang memimpin pertandingan 1orang dan di bantu 2 orang sebagai hakim garis. kemudian dibantu official wasit yang membantu apabila terjadi pergantian pemain

I. Kejuaraan internasional besar

Kejuaraan internasional terbesar di sepak bola ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association. Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali. Lebih dari 190 timnas bertanding di turnamen kualifikasi regional untuk sebuah tempat di babak final. Turnamen babak final yang berlangsung selama empat minggu kini melibatkan 32 timnas (naik dari 24 pada tahun 1998).

Kejuaraan internasional yang besar di setiap benua adalah:

1. Eropa: Piala Eropa atau dikenal dengan nama Euro

2. Amerika Selatan: Copa América

3. Afrika: Piala Afrika

4. Asia: Piala Asia

5. Amerika Utara: Piala Emas CONCACAF

6. Oseania: Piala Oseania

Ajang tingkat klub terbesar di Eropa adalah Liga Champions, sementara di Amerika Selatan adalah Copa Libertadores. Di Asia, Liga Champions Asia adalah turnamen tingkat klub terbesar.

Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi beberapa pemain di atas umur. Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.

Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.

Sejarah Perkembangan Senam

1. Senam Pada Jaman Kuno (l.k. 2000 s/d 1000 tahun S.M)

a. Jaman Primitif

Pekerjaan orang primitive untuk menyambung hidupnya dengan jalan berburu, menangkap ikan dan berperang. Oleh karena alat-alat yang dipakai sederhana sekali, maka yang dikembangkannya adalah kekuatan fisiknya. Bagi masyarakat primitive mempertahankan hidup dengan jalan perang mempunyai peranan yang paling penting, sebab kelanggengan suatu bangsa atau suku tergantung dari hasil peperangan. Biasanya peperangan diakhiri dengan tari-tarian berupa bentuk gerak yang penting dalam kehidupan mereka. Suatu tari merupakan bagian dari pemujaan mereka terhadap nenek moyangnya.

Pendidikan pada jaman itu ditujukan kepada anak dari anggota sukunya dan ditekankan kepada menguatkan badan. Mereka ikut berburu dan berperang untuk diterima sebagai anggota suku, pada upacara pembaptisan sebagai orang dewasa, anak-anak yang menjelang akil balig diuju ketangkasannya dan ketahanannya menahan rasa sakit.

b. Cina

Sejak tahun 2700 SM. Di dataran Cina ada suatu kegiatan yang menyerupai senam, terutama dalam bentuk penyembuhan atau pengobatan. Latihan berupa macam-macam gerakan pasif dan aktif, latihan pemanasan dan massage. Beberapa abad lamanya Cina mempunyai kebudayaan yang boleh dikatakan tidak berubah-ubah.

Ajaran Cina jaman kuno ini adalah filsafat moral yang menekankan pentingnya keluhuran budi. Untuk memperoleh hikmahnya kehidupan, orang harus menempuh jalan kesucian dan kesetiaan. Ajaran tersebut antara lain ajaran Kong Hu Cu yang kemudian diteruskan oleh pengikut-pengikutnya.

Adat kebiasaan di dataran Cina banyak diketahui dari kumpulan tulisan-tulisan Kong Hu Cu dan murid-muridnya. Kecuali latihan pernapasan dan melulut, ada suatu tarian atau dansa yang tujuannya adalah menyembuhkan. Dansa adalah kegiatan yang merupakanh bagian yang penting dalam pendidikan Cina Kuno. Dengan berdansa orang-orang Cina berharap dapat melawan penyakit kurang darah, tungkai yang membengkak dan penyakit busung air. Hal inni telah dikenal sejak dahulu kala. Senam medis dari Cina merupakan tradisi yang sudah berabad-abad usianya dan bertahan sampai sekarang. Disamping melalui lukisan-lukisan dan patung-patung kayu dapat diketahui permainan anak-anak Cina (kebanyakan dilakukan di Biara-biara) yang berupa latihan kesetimbangan pada tambang dan latihan berbagai macam senam lantai.

c. India

Unsur-unsur senam yang ada di India kuno adalah teknik bernapas dan pengetahuan tentang penyembuhan penyakit. Kegiatan ini mempunyai arti keagamaan, antara lain cita-cita hidup dari orang berkasta pendeta/padri yang ingin lepas dari derita di alam fana, pemujaan kepada dewa brahmana. Dalam pelajaran menurut agama Budha, ditujukan caranya menuju kehidupan yang lebih baik yaitu dengan jalan penguasaan jasmani, pengaturan pernapasan dan meditasi.

Bernapas selalu dihubungkan dengan kekuatan alam. Setiap kali berlatih, kita bernapas, dan bernapas berarti kita menghirup udara. Udara yang kita hirup bermuatan prana, dan prana inilah yang merupakan suatu sumber kekuatan yang memelihara alam semesta. Senam Yoga misalnya, lebih dari pada usaha sekedar untuk tujuan medis. Dalam tujuannya yang hakiki senam Yoga melepaskan diri dari hidup keduniawian. Pelajaran ini berkembang ke Negara lain, diantaranya Jepang, Cina dan juga Indonesia (dengan perubahan-perubahan).

Dalam buku Weda, pelajaran terdiri dari latihan yang kita kenal dengan latihan tubuh, misalnya :

- Latihan ketangkasan (headstand, berdiri diatas tengkuk atau sikap lilin dan sebagainya.

- Latihan memanjat tambang/tiang dengan kepala diatas/dibawah

- Latihan merangkak/merayap

Lama kelamaan seperti yang kita lihat, Yoga memegang peranan dalam senam yang beraliran estetis.

d. Mesir

Peninggalan yang terkenal dari Mesir Kuno adalah Piramida, dapat kit abaca bagaimana kehidupan sehari-hari telah terjadi, bagaimana orang hidup dan bekerja. Juga mengenai olahraga dapat kita ketahui pada gambar-gambar yang telah ditinggalkan bahwa orang Mesir sudah mengenal latihan bebas (senam) yang bilamana dilihat dari gaya dan cara melakukannya menyerupai gymnastic Jerman Kuno. Latihan-latihan yang lain mirip juga dengan latihan Yoga. Disamping itu terdapat juga macam-macam bentuk senam lantai.

e. Yunani Kuno

Sepanjang Sejarah Negara Yunani, senam yang disebut dengan kata Gymnastic memegang peranan yang penting dalam arti kata seluas-luasnya. Gymnastic pada jaman Yunani Kuno dapat kita lihat pada lukisan di jambangan, yaitu di Kreta sekitar 2000 tahun SM. Suatu jenis olahraga bagaimana orang yang beradu melawan sapi memegang tanduknya melajam pada sapi yang menyerbu, kemudian melakukan baling-baling (cartwheel) di atas punggungnya dan mendarat kembali di belakang binatang itu.

2. Senam Pada Jaman Yunani Dan Romawi (1000-476 S.M.)

a. Yunani (1000 S.M.-146 S.M.)

þ Sparta

Sparta di bangun 1000 tahun sebelum Masehi. Permainan Olympiss untuk menghormati dewa-dewa mempunyai tujuan spiritual. Pada masa itu hanya orang yang berkuasa/orang yang terkemuka, orang-orang yang mempunyai hak lebih yang mendapatkan pendidikan.

Pada tahun 550 sebelum Masehi terjadilah pembalikan. Budak-budak yang merasa tertindas memberontak. Untuk mencegah kekacauan, kaum militer memegang kekuasaan. Kalau dulu olahraga mempunyai tujuan spiritual, sekarang olahraga dipakai untuk menyusun kekuatan (militer). Laki-lakinya yang kuat, perempuannya tidak terlalu perasa dan dapat melahirkan anak yang sehat. Kekuatan tidak lain adalah latihan-latihan militer. Rakyat harus kuat dan latihannya terdiri dari :

1. Baris-berbaris

2. Lari cepat, dan

3. Gulat

þ Athena

Athena tumbuh dengan pesat dan setiap orang dapat menduduki jabatan di pemerintahan dan dapat bergaul dengan kaum bangsawan (kebalikan dari Sparta).

Sparta pendidikan terbatas pada segi intelek dan segi militer, kalau Athena semua aspek. Sparta menekankannya pada kekuatan fisik saja, sedangkan tujuan gymnastic di Athena adalah manusia yang selaras (harmonis) antara jiwa dan raga (Socrates). Di Athena rakyat hidup di alam yang lebih demokratis. Gymnastik merupakan bagian dari pendidikan yang menyeluruh. Latihannya antara lain panthatlon yang terdiri dari :

1. Lari

2. Lompat

3. Lempar lembing

4. Lempar cakram

5. Gulat

Jatuhnya Yunani, Yunani yang terpusat pada pemerintahan kota Athena terbuka pintunya terhadap dunia bebas.

Pada Abad ke 3 S.M. teknik dan pengetahuan berkembang dengan pesat sekali. Akan tetapi setiap orang mencari peruntungannya sendiri-sendiri, mencari kekayaan untuk diri sendiri. Kebudayaan Yunani tidak berakar kuat, segala pesta upacara keagamaan dan permainan yang begitu megah mulai hilang. Segala macam kegiatan olahraga lebih banyak diajukan untuk pengobatan. Arti spiritual hilang. Dengan hilangnya cita-cita dan semangat, Yunani menjadi lemah dan akhirnya orang Hellena dikuasai Roma. Tahun 146 S.M. Yunani menjadi jajahan orang Romawi.

b. Romawi (146 S.M.- 476 M.)

Pendidikan yang dilakukan di Roma berbeda dengan Yunani. Kalau di Yunani pendidikan dipusatkan di sekolah, sebaliknya di Roma keluargalah tempat mendidik anak.

Keluarga dimana sang ayah berkuasa (Pater Familias) memerintah dengan keras dan memberikan segala ketangkasan kepada anak-anaknya. Gymnastic mendapat tempat yang penting yaitu untuk persiapan militer. Mereka mendapat pelajaran bertanding dengan tongkat dan "turnen" pada kuda yang terbuat dari kayu. Kalau gymnastic di Yunani merupakan bagian dari pendidikan, sebaliknya di Roma gymnastic hanyalah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan praktis. Orang Romawi hidup lebih praktis, sebagai anggota masyarakat harus dapat mempertahankan Negara.

Gymnastic terdiri dari :

þ Perkelahian tongkat

þ Turnen pada kuda tiruan terbuat dari kayu

þ Baris-berbaris

þ Lari lintas alam

þ Seni menunggang kuda

Gymnastic pada jaman Yunani dan Romawi disebut Senam Klasik. Masa itu disebut juga masa Hellenisme, yaitu masa kebudayaan orang-orang Hellena (Yunani). Dengan runtuhnya peradaban Yunani dan Romawi gymnastic menghilang, dan mulai saat itu mulai pertengahan (476-1500 M.) kegiatan senam dilarang dan dianggap tabu. Setelah tahun 1500 timbul perubahan, yaitu datangnya jaman kebangkitan (Renaissance). Senam dimulai lagi, tetapi Senam Klasik ditentang, karena terlalu keras dan kasar. Sebagai gantinya datanglah Senam Human (Humanische Gymnastiek).

3. Senam Pada Abad Pertengahan (Tahun 476 – 1500 M.)

a. Jatuhnya Romawi

Pemerintah yang kuat mendatangkan kemakmuran bagi Romawi. Kemakmuran yang berlebihan mengubah cara hidup. Orang Romawi ingin menikmati kekayaannya. Mereka mulai hidup santai. Pemudanya mulai menarik diri dari militer, angkatan perangnya lebih banyak serdadu sewaan. Olahraganya lebih dipusatkan kepada mandi uap. Pendidikan pater familias tidak popular lagi. Tugas mendidik diserahkan kepada budak (orang Yunani). Ternyata kemajuan dibidang materi dan spiritual dari Yunani diambil alih Romawi. Pendidikan Romawi tidak mempunyai dasar yang kuat dan tidak seirama dengan kemajuan material.

Pada abad ke empat salah satu suku bangsa German berhasil menyerbu ke Roma. Maka runtuhlah kerajaan Roma (476). Orang-orang German terkenal dengan sifat-sifat yang negative kasar, suka berkelahi, hukum adatnya ialah yang menang perang adalah yang berkuasa. Ini berlaku juga dalam pertandingan dan permainan yang kadang-kadang kasar dan kejam. Juga dikalangan bangsawan sama kasar dan kerasnya seperti kasar dan kerasnya Tournoy (berlaga dengan membawa tongkat di atas kuda).

Dengan sendirinya anak-anak muda German pendidikan tidak lebih dari ketangkasan. Tidak ada latar belakang keagamaan lagi dalam permainan, tidak ada perhatian terhadap perkembangan jiwa dan perasaan. Baru dengan datangnya agama Kristen terjadilah perubahan.

Tersebarnya agama Kristen menyebabkan cara berfikir berubah. Jatuhnya kesusilaan, kebencian terhadap ekses (penyimpangan) pada jaman itu sangat ditentang oleh penyebar-penyebar agama dan mereka ini berusaha mengadakan perbaikan.

b. Gymnastic adalah Tabu

Abad pertengahan ditandai dengan didirikannya gereja-gereja dan biara-biara. Para pendeta/biarawan dan ksatria/pahlawan merupakan unsure-unsur yang khas (karakteristik) dalam masyarakat abad pertengahan. Pada jaman itu system pemerintahan adalay system feudal. Raja membagi negaranya dalam bagian-bagian dan diberikan kepada ksatria-ksatria yang patut menerimanya. Ksatria harus taat kepada agama dan patuh kepada raja. Maka terjadilah kasta agama dan kasta bangsawan.

Ada suatu aliran dari penganut agama di mana pengikut-pengikut mencoba menaklukan nafsu badan dengan hidup bertapa, menjauhkan diri dari masyarakat bahkan menghukum diri sendiri secara berlebih-lebihan (aliran asceticisme).

Hidup berdasarkan kebendaan (materiil) ditekan, sehingga akibatnya banyak yang hidup melarat dan menderita. Dengan sendirinya Gymnastic tidak mempunya tempat lagi dan dianggap tabu.

4. Senam Pada Jaman Kebangkitan (Renaissance) (Tahun 1500-1600 M.)

Dualisme Dalam Pandangan Umat Kristen

Abad pertengahan adalah abad yang dikuasai oleh pandangan hidup agama Katolik. Hidup adalah persiapan untuk menuju ke kerajaan Tuhan di alam yang lain.

Pada abad ini dikuasai oleh dua golongan :

1. Rahib (monnik)

2. Kaum bangsawan dan Ksatria (ridder)

Sejarah Gymnastic pada abad ini terbagi dua bagian :

Bagian Pertama

Masa ini dipengaruhi oleh alam pikirannya Agustinus (tahun 354-430 M.). Alam pikiran yang tidak mau tahu tentang gymnastic. Pandangan ini tidak lain dilatarbelakangi oleh reaksi-reaksi terhadap kebudayaan Romawi yang negative, terhadap kekacauan yang terlalu meng-cultus-kan jasmani.

Bagian Kedua

Pada bagian ini pandangan terhadap gymnastic dikuasai oleh cara berpikir dari Thomas Acquino (tahun 1224-1274 M.). Jasmani dan Rohani adalah dua unsure yang tak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu unsure jasmani dianggap penting. Gymnasticpun diajarkan sampai ke dalam biara-biara. Pendidikan untuk ksatriapun berdasarkan kesadaran umat Katolik akan pentingnya Gymnastic, tetapi pendidikannya diarahkan kepada kehormatan, keperwiraan dan keperkasaan. Sebaliknya pendidikan jasmani bagi rakyat, sifatnya hanya rekreasi.

Kegiatan Gymnastic dalam bentuk permainan masih diadakan seperti misalnya permainan bola, memanjat tiang dan menari, anak-anak (berumur 14 tahun) dibawah pimpinan dayang (Zucht-meister) dididik naik kuda, anggar, berburu dan pada akhir pendidikannya diberikan gelar ksatria.

Terjadinya Revolusi Jiwa (Renaissance)

Pada abad 15 dan 16 di Eropa terjadi perubahan dalam tata kehidupan. Suatu aliran baru yang disebut Humanisme telah menjadi pendobrak pembaharuan dalam dunia pendidikan, sehingga gymnastic mendapat tempat yang baru.

Kematangan yang terjadi ketika revolusi jiwa atau renaissance :

þ Reformasi

þ Humanisme

þ Kemajuan Ilmu Pengetahuan (Spesialisasi)

Pentingnya pendidikan jasmani mereka mempunyai pendapat yang sama dengan kita masa kini (abad 20).

a. Vittorino Da Feltre (1379-1446 M.)

Gymnastic sebagai pendidikan jasmani belum berkembang, baru kemudian seorang pendidik yaitu Da Feltre mempraktekan gymnastic sebagai pendidikan jasmani.

Cita-cita kaum Humanis juga masuk ke dalam gereja dan oleh karena itu pula pendapat bahwa pendidikan jasmani penting dapat diterima.

b. Sedoletti

Sadotti mulai menghargai pendidikan jasmani seperti halnya pendeta lainnya. Ia menghendaki gymnastic dan musik diajarkan kepada anak-anak dan sedapat mungkin dalam bentuk ritmis.

c. Vives (1492-1540 M.)

Ia menekankan kepada pentingnya gerak yang luwes dan enak dipandang. Ia menentang metode yang militeristik, pendekatan terhadap murid harus secara anak didik bukan secara militer. Tujuan utamanya ialah tubuh yang sehat dan bebas dari ketegangan jiwa.

d. Montagna (1533-1592 M.)

Ia menekankan kepada pengembangan jasmani dan disiplin yang tinggi. Apa yang terlihat secara lahiriah harus tersirat secara batiniyah. Apa yang terkandung dalam hati harus terlihat secara lahiriah. Oleh karenanya jasmani harus dilatih.

5. Senam Pada Abad Ke 17

Pada abad ini yaitu abad ke 17 orang mencari "Kebenaran". Ilmu pengetahuan melepaskan diri dari gereja.

Baru saja pelajaran agama/gereja menyebar di masyarakat, tidak lama kemudian ilmu pengetahuan berkembang untuk mencari kebenaran. Dua cara dalam mencari kebenaran :

þ Di Inggris ialah Emperisme

þ Di Perancis (dan Jerman) ialah Rasionalisme.

Kedua pendekatan tersebut sangat mempengaruhi cara berfikir dan perkembangan sikap terhadap pendidikan jasmani.

Emperisme ( John Lock)

Menurut Emperisme, dalam mencari kebenaran ilmu pengetahuan itu dating dari luar, dari hubungan dengan lingkungannya. Jadi pengetahuan itu timbul oleh karena pengalaman. Pengalaman itu timbul dari pengamatan panca indra.

Pengamatan adalah apa-apa yang kita tangkap melalui panca indra, indra hanya dapat bekerja dengan baik apabila tubuh kita baik (sehat).

Bila badan/jasmani sakit, maka panca indra tidak berfungsi secara sebaik-baiknya. Agar fungsi indra fungsinya baik, badan harus sehat. Baik badan maupun jiwa harus dilatih "mensana in corporesano" Oleh karena itu gymnastic penting untuk perkembangan intelek.

Rasionalisme (Herbart)

Rasionalisme cara berfikirnya bertentangan dengan Emperisme. Menurut pemahaman Rasionalisme panca indra kita tidak dapat melihat kebenaran. Dengan panca indra kita mampu melihat matahari memutari bumi, dan bumi itu datar, ternyata panca indra kita menipu diri kita sendiri, oleh karena itu tidak boleh mempercayai panca indra. Hanya pikiran atau rasio kita yang dapat menjejaki kebenaran.

Rasionalisme menitik beratkan pada perkembangan akal atau rasio. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengetahuan. Gymnastic tidak penting oleh karena tidak dapat membantu untuk memperoleh pengetahuan dan terutama dibawah aliran Rasionalisme, badan adalah bagian yang lebih rendah daripada jiwa. Oleh karena itu badan/jasmani kurang penting.

6. Senam Pada Abad Ke 18

Aliran-aliran yang timbul pada abad ini :

a. Aliran Romantik (J.J. Rousseuau).

Aliran ini adalah aliran yang mementingkan perasaan dan angan-angan atau fantasi. Dia berpendapat :

"Kalau kita hendak mengembangkan intelegensi murid, kembangkanlah kekuatannya. Latihlah jasmaninya. Maka kuat jasmaninya, makin patuhlah ia kepada jiwa. Sebaliknya makin lemah jasmani, makin merajalela ia".

Oleh karena itu, Rousseau berpendapat Gymnastic sangat penting. Maka dikembangkanlah senam sekolah (school gymnastiek).

b. Aliran Filantrop (Bassedow) (1723-1790 M)

Bassedow adalah pelopor dari aliran Filantrop dan ia adalah orang pertama yang memasukan pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran di sekolah.

c. Penerus Aliran Filantrop

þ Johan Christian Gutsmuths (1744-1811 M.)

þ Vieth (1763-1836 M)

7. Senam Pada Abad Ke 19

a. Senam Elementer

þ Pestalozzi (1746-1827)

Pestalozzi menciptakan suatu system pendidikan yang lebih diarahkan kepada kebutuhan seseorang. Ia juga ingin mengangkat rakyat kecil melalui senam. Ia sebetulnya sebagai penganut dari teori Rousseau, tetapi dalam kenyataannya ada perbedaan. Pastelozzi berpendapat , "bahwa gerakan tubuh yang menjadi hakekat senam, tetapi kemungkinan gerak pada persendian itulah senam".

Dari sinilah mulai terbit "senam dengan kemungkinan-kemungkinan gerak-nya" yang berlawanan dengan Gutsmushs, penganjur gerak yang wajar, praktis dan gembira.

Mulai dari situlah sejarah senam yang sebenarnya, senam dalam arti kata "latihan yang metodis, tersusun dan disadari".

Pestalozzi membagi bentuk latihan:

Latihan tubuh terdiri dari :

a. Latihan persendian paha

b. Latihan persendian pinggul

c. Latihan persendian tulang belakang. Gerakannya terdiri dari :

1) Gerakan lurus

2) Gerakan berputar

Latihan persendian dari Pestalozzi masuk ke seluruh eropa ;

- Ke negeri spanyol sebagai latihan militer

- Ke negeri Prancis dipakai di sekolah-sekolah

- Ke negeri Swedia dipakai sebagai latihansetempat (latihan yang dilokalisir)

- Ke negeri Jerman dipakai sebagai latihan bebas, hamper seluruh system senam tidak terlepas dari latihan persendian dari pestalozzi.

- Sistem Swedia dipakai sebagai latihan persendian dan kesehatan

- Sistem Denmark latihan persendian ini dipakai untuk memperbaiki kelainan-kelainan tubuh

- Sistem Austria, latihan persendian dipakai untuk kelainan-kelainan tubuh akibat kebiasaan hidup yang salah di sekolah.

- Sistem latihan yang kemudian latihan persendian sebagai salah satu unsure untuk meningkatkan prestasi.

b. Turnen dari Jerman

F. L. Yahn (1778-1852). Keberhasilan Phylantropin dalam membuka lembaran baru pendidikan jasmani di sekolah, maka dating kekuasaan Napoleon di Prancis. Kekuasaannya yang despotis menghambat perkembangan gymnastic di sekolah.

Yahn tidak tinggal diam, dia menggerakan semangat nasional bangsa Jerman melalui gymnastic. Kondisi itu sangat menguntungkan bagi Yahn, karena alam pikiran masyarakat terhadap gymnastic menunjang. Gymnastic adalah alat untuk membentuk keserasian tubuh, gymnastic adalah alat untuk mempertinggi ketahanan rakyat, dan gymnastic adalah alat untuk mengimbangi ketegangan jiwa yang berlebihan.

Untuk pertama kalinya Yahn memakai istilah Turnen sebagai pengganti kata gymnastic. Turnen dari Yahn menjadi pusat perhatian seluruh rakyat, dari segala lapisan masyarakat, tua-muda, kaya miskin, bangsawan dan rakyat jelata.

Selain mengadakan latihan senam di sekolah Yahn mengadakan juga latihan senam diluar sekolah yang disebut "Hasenhaide". Sebagai buku pedomannya yang tersebar diseluruh Jerman berjudul "Die Deutsche Turnkunst".

Yahn dihormati sebagai pahlawan, dengan perkumpulan Turnennya dia dianggap sebagai bapak Senam-Alat. Muridnya Ernst Eiselen yang menambahkan alat gelang-gelang dan kincir laying.

Latihan secara metodis menurut Yahn adalah :

1. Lari

2. Macam-macam lompatan : lompat jauh, lompat galah, lompat tali dan lompat simpai.

3. Memanjat tali yang digantung di pohon

4. Melempar : lempar jauh, lempar sasaran dengan bola, lempar lembing, batu dan tolak peluru.

5. Tarik tambang, mengangkat beban atau partner, mendorong, voltigeren, renang, gulat.

Latihan memakai alat / turnen :

1. Balok

2. Palang tunggal

3. Palang sejajar

Permainan :

Permainan tanding dan menyelinap.

c. Jatuhnya Turnen

Turnsperre (1820-1842). Turnen dan organisasi-organisasi mahasiswa dilarang keras dan harus dibubarkan. Turnplaiz di tutup, ini yang disebut Turn-sperre.

Akibat adanya Turnsperre, latihan tidak mungkin dilakukan di lapangan terbuka sehingga terpaksa harus pindah ke ruang tertutup. Latihan lari, lompat dan lempar tidak mungkin dilakukan ditempat yang terbatas, maka diciptakanlah suatu latihan yang sesuai dengan tempat tersebut. Maka dari sinilah timbul Turnen Perkakas (Senam-Alat).

Karena kegiatan Yahn dibatasi, maka datanglah masa baru bagi Senam-Sekolah, senam dengan metode yang lebih baik. Orang yang pertama pada masa ini ialah Adolf Spiesz. Maka dari sinilah tercipta latihan "bebas yang geometris" latihan yang dibuat-buat, gerak menurut 8 penjuru mata angina.

Kemudian terjadi pula latihan memakai perkakas (alat besar) yang kemudian berkembang menjadi "Senam Alat" terdiri dari : Kuda Lompat/Vaulting Horse, Gelang-gelang/Still Ring, Palang Tunggal/Horizontal Bar, Perkakas tersebut berkembang terus menjadi 6 macam perkakas untuk putra dan 4 macam perkakas untuk putrid yang dipertandingkan.

8. Senam Medis

Senam Medis atau senam penyembuhan adalah latihan tubuh yang dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan sikap dan bentuk tubuh sehingga menjadi normal kembali.

1. Senam Jaman Kuno

Di dataran Cina latihan pernapasan, massage dan macam gerakan pasip dan aktif dikenal dalam tulisan Kong Fou 2700 S.M. Di Yunani senam penyembuhan dikenal sejak Hippokrates (+ 400 S.M.).

a. Galenus (131-201)

Pada tahun 131-201 Galenus mengembangkan terus karya Hippokrates. Di dalam bukunya ia menguraikan latihan aktip, pasip dan gabungan pasip-aktip, ia menyuruh pasiennya melakukan latihan jasmani sesuai dengan kegunaannya.

Pada abad pertengahan ilmu pengetahuan medis ini tidak mengalami kemajuan. Baru kemudian pada jaman Renaissance hidup kembali; suatu pertanda bahwa ilmu pengetahuan medis telah tumbuh dengan pesat.

b. Mercurialis ( 1530-1606)

Bersama dengan kemajuan ilmu pengetahuan, gymnastic yang telah diakui sebagai alat pendidikan di sekolah, telah menjadi perhatian tokoh-tokoh di bidang medis. Mercurialis adalah seorang tabib dan ahli filsafat yang juga menentang jiwa dan kebudayaan abad pertengahan.

Pada tahun 1569 terbit bukunya yang sangat terkenal, yaitu "De arte Gymnastica". Buku tersebut menggambarkan dan menerangkan tentang Gymnastiek dilihat dari sudut medis-hygienis.

Menurut Mercurialis gymnastiek mempunyai 3 arti :

2. Propylactis (pencegahan)

3. Therapeutis (penyembuhan)

4. Conservatis (pemeliharaan)

Gymnastiek ini diberikan istilah senam-hygienis. Ia menentang senam yang mengejar prestasi (senam-atletis).

d. Tissot (1750-1826)

C.J Tissot seorang dokter dari Perancis terkenal dengan bukunya "Gymnastique Medicale at Chirurgicale" Ia menguraikan manfaat gerak-kerja dan istirahat, ilmu penyakit dan orthopaedie.

Tissot membagi latihan dengan 3 kelompok :

a. Latihan aktif; bermain, berburu, gerak jalan

b. Latihan pasif; digendong, diayun, dikayuh

c. Latihan aktif-pasif; menunggang kuda.

2. Senam Medis Modern

P.H. Ling (1776-1839). Sebelum Pehr Hendrik Ling latihan senam yang sudah ada dimanfaatkan oleh para ahli medis untuk tujuan kesehatan. Jadi secara tidak langsung latihan senam yang umum dipakai sebagai alat untuk mencapai tubuh yang sehat.

Metode Ling sangat berbeda dengan apa yang dipelajari di Denmark. Ling akhirnya menyadari bahwa senam baru inilah yang dapat membawa kesejahteraan kepada rakyat. Penyakit rakyat, reumatik dan TBC yang melanda Swedia menambah sukses Ling dalam mempropagandakan senam untuk kesehatan.

9. Terjadinya Sistem Swedia

a. P.H. Ling memberikan suatu criteria untuk senam:

"Suatu gerak, baru dapat dimasukan sebagai latihan senam, kalau mempunyai pengaruh terhadap tubuh atau anggota tubuh".

P.H. Ling adalah penemu perkakas "jenjang" (wandrek atau ribatol) dan "peti lompat" (vaulting box). Dari sinilah dimulai metode Swedia dan sejak itulah diikuti oleh Negara-negara lain.

b. Hjalmar Ling

Hjalmar Ling berdasarkan ilmu pengetahuan alam, prinsip latihannya :

- Latihan harus diseleksi dengan teliti

- Pelaksanaan gerak harus tepat

- Dilakukan dengan sikap permulaan dan sikap akhir yang benar

- Semua latihan mempunyai dosis yang sesuai dengan tujuannya.

c. Torngren

Torngren yang melanjutkan cita-cita Hjalmar Ling menerbitkan bukunya "Leerboek der Gymnastiek" (1905) dan dipakai sebagai buku pedoman di sekolah.

d. Senam Swedia di Jerman

Rohtstein

Barrenstreit (1860-1863)

10. Perkembangan Senam di Denmark

Pada tahun 1804 buku Gutsmuths diterbitkan di Denmark, dan gymnastic dipegang oleh Nachtegall sebagai penerus Gutsmuths. Pada tahun +1885 Denmark dipengaruhi oleh system Swedia. Kemudian muncul tokoh yang merubah kehidupan masyarakat Denmark yaitu Niels Bukh (1880-1950).

Pembaharuan Bukh terhadap system Swedia:

a. Tidak ada latihan yang statis lagi

b. Tidak ada latihan pernapasan yang berdiri sendiri

c. Tidak ada latihan melepaskan yang berdiri sendiri

Pembagian metodik menurut Bukh:

1. Latihan kelentukan, latihan kekuatan, latihan kecekatan

2. Latihan lari dan lompat

3. Latihan ketangkasan

4. Latihan kerapian.

11. Senam Pada Abad Ke 20

Pada semua bidang kehidupan, perpindahan dari abad 19 ke abad 20 ditandai oleh perubahan yang besar. Tidak heran bila dilapangan gymnast/senam terjadi juga perubahan besar. Aliran rasionalisme diganti oleh system senam atas dasar emosional.

1. Aliran Senam Irama.

2. Aliran Medis Estetis.

3. Pembaharuan Dalam Musik

12. Pembaharuan Dalam Metode/Sistem

Ada dua aliran senam: pertama adalah senam perkakas dibawah pimpinan Jahn, kedua adalah senam system Swedia pimpinannya Hjalmar Ling.

13. Aliran Elektis

Kombinasi dari system Jerman dengan Swedia dan pengaruh aliran-aliran baru, terjadi pembagian senam sebagai berikut:

1. Senam kwalitatif

2. Senam kwantitatif

3. Senam praktis

Tokoh yang mendukung system Swedia adalah Rohtstein dan penerusnya adalah Von Stoken dan Euler. Dia berkata; "turnen malahan merupakan suatu latihan yang menyenangkan daripada senam".

14. Pembaharuan Dalam Metode Swedia

Senam Swedia ternyata terus mengalami penyempurnaan, beberapa tokohnya:

1. Eline Flask (1872-1942)

2. Maja Carlquist

3. Elli Bjorksten

4. Thulin (1875-1905)

15. Sistem Austria

Gaulhofer dan Streicher

Isi pembaharuan system ini antara lain :

1. Pembaharuan dari segi sekolah

2. Pembaharuan dari segi guru

3. Pembaharuan dari segi anak didik

16. Senam di Indonesia

1. Senam pada jaman Penjajahan Belanda (1912-1945)

a. Pengaruh Sistem Jerman di negeri Belanda. Carl Euler (1809-1885). Spiesz.

b. Pengaruh Sistem Swedia di negeri Belanda. Hubert Van Blijenburgh.

c. Pengaruh dari Denmark di negeri Belanda. Niels Bukh, J. Thulin

d. Pengaruh Sistem Austria. Gaulhofer dan Streicher

2. Senam pada Jaman Penjajahan Jepang (1942-1945)

3. Senam pada Jaman Kemerdekaan Republik Indonesia

a. Burger dan Groll

b. Metode STO Bandung

c. Ganefo.